Pertemuan pertama Derby d'Italia musim 2016/2017 terjadi lebih dini. Pada pekan ke-4, Internazionale Milan sudah dijadwalkan menghadapi "Si Nyonya Tua", Juventus. Laga ini akan berlangsung pada Minggu (18/9/2016) WIB di Stadion Giuseppe Meazza, Milan.
Menghadapi laga ini kedua kesebelasan tampil dengan hasil kurang memuaskan di kompetisi antarkesebelasan Eropa. Juventus di Liga Champions ditahan imbang Sevilla dengan skor tanpa gol, sementara Inter lebih buruk karena kalah di kandang sendiri dari wakil Israel, Hapoel Beer Sheva (0-2).
Ada indikasi kedua kesebelasan memang lebih bersiap menghadapi Derby d'Italia ini. Karenanya, tak mengherankan jika laga derby edisi ke-230 ini, atau ke-225 di laga resmi, akan menyajikan duel kesebelasan dengan ambisi kemenangan yang teramat tinggi.
Kesempatan Inter Menunjukkan Potensi Terbaiknya
Pelatih Inter saat ini, Frank de Boer, memang terbilang terlambat masuk menjadi bagian Inter. Hal ini dikarenakan awalnya Inter tengah bersiap menghadapi musim yang baru bersama Roberto Mancini. Namun hasil pramusim yang buruk serta pengakuisisian kepemilikan di jajaran manajemen, membuat Mancini didepak, De Boer dipilih dua minggu jelang pekan pertama Serie A digelar.
Tentunya butuh adaptasi bagi De Boer menilai karakter para pemainnya. Terlebih, ia mendapati skuatnya tampak tak siap menghadapi musim yang baru. Tengok saja susunan pemain Inter yang berubah-ubah di setiap pekannya.
Hasil kurang memuaskan pun kemudian diraih Inter. Dari tiga laga perdana, Inter kalah menghadapi Chievo Verona dan ditahan imbang Palermo. Kemenangan baru diraih saat menghadapi Delfino Pescara, itu pun dengan susah payah.
Meskipun begitu, menghadapi Pescara bisa dibilang merupakan wajah Inter yang sebenarnya. Karena dari empat laga yang sudah dijalani, termasuk pertandingan Liga Europa menghadapi Beer Sheva, hanya melawan Pescara-lah Inter menurunkan para pemain terbaiknya.
Di laga perdana Inter, De Boer sempat mencoba formasi dasar 3-5-2. Namun kekalahan membuatnya mengubah formasi dasar menjadi 4-2-3-1 pada tiga selanjutnya, dengan percobaan sejumlah pemain di beberapa posisi.
Joao Mario yang baru datang menjelang akhir bursa transfer, dan menjadi bagian dari kemenangan Inter atas Pescara, tak diturunkan pada laga melawan Beer Sheva. Menghadapi Beer Sheva, Inter memang mencadangkan sejumlah pemain utama. Selain Mario, nama-nama seperti Joao Miranda, Davide Santon, Antonio Candreva, Ever Banega, dan Mauro Icardi tak masuk dalam susunan pemain utama. Tiga nama terakhir baru dimainkan pada babak kedua.
Menghadapi Juve, Inter sebenarnya masih tidak bisa leluasa dalam memilih susunan pemain utama. Ivan Perisic kemungkinan besar masih akan absen setelah cedera menimpanya ketika membela timnas Kroasia. Sementara Cristian Ansaldi, meski masih dalam tahap pemulihan dari cedera lutut, dikabarkan sudah siap menjalani debutnya bersama Inter kala menghadapi Juventus.
Namun jikapun keduanya absen, Inter masih bisa tampil dengan skuat yang cukup mumpuni untuk menandingi sang juara bertahan Serie A, Juventus. Inter masih bisa menurunkan skuat yang hampir serupa dengan skuat yang diturunkan kala mengalahkan Pescara, yang menurut De Boer skuatnya sudah memperlihatkan peningkatan permainan.
Posisi Perisic bisa digantikan Citadin Eder atau Stevan Jovetic. Candreva, Icardi, Banega, dan Mario akan menyempurnakan susunan pemain Inter. Sementara nama-nama seperti Gary Medel, Danilo D'Ambrosio, Miranda, Jeison Murillo, dan Davide Santon bisa dipilih untuk melindungi Samir Handanovic. Dengan skuat seperti ini, Inter bisa menunjukkan potensi terbaiknya.
Rotasi yang Bisa Berisiko Bagi Juventus
Jika Inter mengistirahatkan sejumlah pemain pada pertandingan Liga Europa, Juventus memiliki kedalaman skuat yang membuat rotasi pemain dari sang pelatih, Massimilliano Allegri, tak akan terlalu berpengaruh banyak pada kekuatan Juventus secara keseluruhan. Menghadapi Inter, Juve tampaknya tidak akan menurunkan setiap pemain terbaiknya di setiap lini.
Allegri tampak menyiapkan sejumlah pemain untuk kompetisi yang berbeda. Beberapa pemain ini akan lebih banyak memperkuat Juventus di Liga Champions atau Serie A. Ditambah lagi hasil imbang yang diraih kala menjamu Sevilla, Juve tampaknya akan kembali merotasi para pemainnya.
Masih dalam formasi dasar yang sama, 3-5-2, hanya Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci yang masih akan menjadi pilihan utama di lini pertahanan. Meski penampilan Andrea Barzagli tak terlalu buruk saat menghadapi Sevilla, namun tampaknya Medhi Benatia akan menjadi pilihan Allegri saat bertandang ke Giuseppe Meazza.
Di tiga gelandang tengah, dengan masih cederanya Stefano Sturaro dan Claudio Marchisio, hanya Sami Khedira yang akan menjadi pilihan utama di tengah. Tenaga Miralem Pjanic yang disimpan saat menghadapi Sevilla, baru diturunkan menit ke-68, akan menambah kreativitas lini tengah Juventus. Allegri hanya perlu memilih di antara Mario Lemina dan Kwadwo Asamoah untuk menemani Khedira dan Pjanic di lini tengah.
Sementara itu untuk posisi wing-back, Allegri tampaknya sudah membagi jatah bermain bagi pemain di posisi ini. Patrice Evra yang baru lima menit bermain di Serie A, menjadi pilihan utama di Liga Champions. Karenanya menghadapi Inter, Alex Sandro difavoritkan menghuni sisi kiri Juventus. Sedangkan untuk pos sayap kanan, Stephan Lichtsteiner dipastikan bermain sejak menit pertama setelah Daniel Alves mendapatkan cedera ringan pada laga melawan Sevilla.
Di lini depan, nihil gol dari duet Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain boleh jadi akan membuat Allegri menyiapkan Mario Mandzukic pada laga melawan Inter. Meskipun begitu, kombinasi Dybala-Higuain tampaknya masih dibutuhkan Allegri untuk membongkar lini pertahanan Inter.
Secara keseluruhan, skuat Juventus memang sangat kaya di segala lini. Satu pemain cedera, bisa digantikan dengan pemain lain yang memiliki kemampuan tak jauh berbeda. Para pemain seperti Lemina dan Asamoah pun telah membuktikan diri bisa mengisi kekosongan lini tengah Juventus yang ditinggal Paul Pogba. Tiga kemenangan pun berhasil diraih di tiga laga perdana Serie A.
Menghadapi Inter, rotasi pemain jelas berisiko. Namun dengan disimpannya Pjanic di tengah pekan lalu menjadi indikasi bahwa Juventus tidak akan melewatkan laga ini begitu saja.
Pertarungan di Lini Tengah
Meski kedua kesebelasan dihuni oleh pemain bintang di setiap lini, namun duel paling menarik akan terjadi di lini tengah. Tiga gelandang tengah Inter; Mario, Medel, dan Banega, akan menghadapi tiga gelandang Juventus; Lemina, Pjanic, dan Khedira.
Inter di bawah asuhan De Boer memang berorientasi pada penguasaan bola. Saat ini Inter memiliki rataan persentase penguasaan bola tertinggi dengan 60,8% per laga (via whoscored.com). Penguasaan bola ini tak lepas dari kemampuan lini tengah Inter dalam mengkreasi serangan.
Begitu pula dengan Juve. Meski merotasi pemainnya, penguasaan bola tetap menjadi pola permainan Juve kala menyerang. Saat ini skuat asuhan Allegri tersebut menempati peringkat lima penguasaan bola dengan 56%, di bawah Genoa, AS Roma, dan Napoli.
Yang membedakan adalah kualitas penyelesaian akhir kedua kesebelasan. Inter yang memiliki rataan tembakan 19 kali per pertandingan, baru mencetak tiga gol. Sementara Juventus yang menorehkan rataan 18 kali tembakan per pertandingan, sudah mencetak enam gol.
Pada laga ini Inter nantinya akan berusaha meminimalisasi aliran bola serangan Juve pada dua penyerang mereka, Dybala dan Higuain. Terlebih untuk Dybala, penyerang asal Argentina ini mendapatkan peran bebas atau free role di skema Juve saat ini. Ia kerap turun membantu lini tengah untuk menjadi jembatan antara lini tengah dan depan.
Hal ini yang akan membuat Inter memberikan perhatian khusus pada Dybala, di samping mewaspadai Higuain di kotak penalti. Karena jika aliran bola pada Dybala bisa dihentikan, peluang Juve mencetak gol pun akan menjadi lebih minim. Dybala juga memiliki rataan 3,7 kali menembak per pertandingan, tertinggi kedua setelah Miralem Pjanic (dengan catatan Pjanic baru sekali bermain).
Sementara itu, kubu Juve akan lebih mewaspadai serangan kedua sayap Inter. Alex Sandro dan Lichtsteiner bisa jadi tak akan terlalu agresif dalam menyerang. Apalagi bagi sisi kiri pertahanan, terdapat Antonio Candreva, yang memiliki rataan tembakan 2,7 per pertandingan (terbanyak kedua di Inter) dan rataan tiga umpan kunci per pertandingan (tertinggi kedua di Inter setelah Banega).
Prediksi
Meski Inter sedang dalam performa menjanjikan, laga Derby d'Italia kali ini tampaknya tetap akan menyajikan laga yang ketat bagi kedua kesebelasan. Keduanya tak akan terlalu terganggu oleh para pemain yang absen karena para pengganti memiliki kualitas yang sama.
Candreva dan Dybala akan menjadi sosok kunci kedua kesebelasan di samping duel sengit yang akan terjadi di lini tengah. Sementara ketajaman Higuain dan Icardi di lini depan pun akan menjadi tolok ukur sejauh mana produktivitas masing-masing kesebelasan.
Walau begitu tetap saja, meski berstatus sebagai tamu, Juventus kami prediksi akan meraih kemenangan pada Derby d'Italia kali ini, dengan skor tipis.
====
*
(KakakDewa/KD)
Menghadapi laga ini kedua kesebelasan tampil dengan hasil kurang memuaskan di kompetisi antarkesebelasan Eropa. Juventus di Liga Champions ditahan imbang Sevilla dengan skor tanpa gol, sementara Inter lebih buruk karena kalah di kandang sendiri dari wakil Israel, Hapoel Beer Sheva (0-2).
Ada indikasi kedua kesebelasan memang lebih bersiap menghadapi Derby d'Italia ini. Karenanya, tak mengherankan jika laga derby edisi ke-230 ini, atau ke-225 di laga resmi, akan menyajikan duel kesebelasan dengan ambisi kemenangan yang teramat tinggi.
Kesempatan Inter Menunjukkan Potensi Terbaiknya
Pelatih Inter saat ini, Frank de Boer, memang terbilang terlambat masuk menjadi bagian Inter. Hal ini dikarenakan awalnya Inter tengah bersiap menghadapi musim yang baru bersama Roberto Mancini. Namun hasil pramusim yang buruk serta pengakuisisian kepemilikan di jajaran manajemen, membuat Mancini didepak, De Boer dipilih dua minggu jelang pekan pertama Serie A digelar.
Tentunya butuh adaptasi bagi De Boer menilai karakter para pemainnya. Terlebih, ia mendapati skuatnya tampak tak siap menghadapi musim yang baru. Tengok saja susunan pemain Inter yang berubah-ubah di setiap pekannya.
Hasil kurang memuaskan pun kemudian diraih Inter. Dari tiga laga perdana, Inter kalah menghadapi Chievo Verona dan ditahan imbang Palermo. Kemenangan baru diraih saat menghadapi Delfino Pescara, itu pun dengan susah payah.
Meskipun begitu, menghadapi Pescara bisa dibilang merupakan wajah Inter yang sebenarnya. Karena dari empat laga yang sudah dijalani, termasuk pertandingan Liga Europa menghadapi Beer Sheva, hanya melawan Pescara-lah Inter menurunkan para pemain terbaiknya.
Di laga perdana Inter, De Boer sempat mencoba formasi dasar 3-5-2. Namun kekalahan membuatnya mengubah formasi dasar menjadi 4-2-3-1 pada tiga selanjutnya, dengan percobaan sejumlah pemain di beberapa posisi.
Joao Mario yang baru datang menjelang akhir bursa transfer, dan menjadi bagian dari kemenangan Inter atas Pescara, tak diturunkan pada laga melawan Beer Sheva. Menghadapi Beer Sheva, Inter memang mencadangkan sejumlah pemain utama. Selain Mario, nama-nama seperti Joao Miranda, Davide Santon, Antonio Candreva, Ever Banega, dan Mauro Icardi tak masuk dalam susunan pemain utama. Tiga nama terakhir baru dimainkan pada babak kedua.
Menghadapi Juve, Inter sebenarnya masih tidak bisa leluasa dalam memilih susunan pemain utama. Ivan Perisic kemungkinan besar masih akan absen setelah cedera menimpanya ketika membela timnas Kroasia. Sementara Cristian Ansaldi, meski masih dalam tahap pemulihan dari cedera lutut, dikabarkan sudah siap menjalani debutnya bersama Inter kala menghadapi Juventus.
Namun jikapun keduanya absen, Inter masih bisa tampil dengan skuat yang cukup mumpuni untuk menandingi sang juara bertahan Serie A, Juventus. Inter masih bisa menurunkan skuat yang hampir serupa dengan skuat yang diturunkan kala mengalahkan Pescara, yang menurut De Boer skuatnya sudah memperlihatkan peningkatan permainan.
Posisi Perisic bisa digantikan Citadin Eder atau Stevan Jovetic. Candreva, Icardi, Banega, dan Mario akan menyempurnakan susunan pemain Inter. Sementara nama-nama seperti Gary Medel, Danilo D'Ambrosio, Miranda, Jeison Murillo, dan Davide Santon bisa dipilih untuk melindungi Samir Handanovic. Dengan skuat seperti ini, Inter bisa menunjukkan potensi terbaiknya.
Foto: Giuseppe Bellini/Getty Images
|
Rotasi yang Bisa Berisiko Bagi Juventus
Jika Inter mengistirahatkan sejumlah pemain pada pertandingan Liga Europa, Juventus memiliki kedalaman skuat yang membuat rotasi pemain dari sang pelatih, Massimilliano Allegri, tak akan terlalu berpengaruh banyak pada kekuatan Juventus secara keseluruhan. Menghadapi Inter, Juve tampaknya tidak akan menurunkan setiap pemain terbaiknya di setiap lini.
Allegri tampak menyiapkan sejumlah pemain untuk kompetisi yang berbeda. Beberapa pemain ini akan lebih banyak memperkuat Juventus di Liga Champions atau Serie A. Ditambah lagi hasil imbang yang diraih kala menjamu Sevilla, Juve tampaknya akan kembali merotasi para pemainnya.
Masih dalam formasi dasar yang sama, 3-5-2, hanya Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci yang masih akan menjadi pilihan utama di lini pertahanan. Meski penampilan Andrea Barzagli tak terlalu buruk saat menghadapi Sevilla, namun tampaknya Medhi Benatia akan menjadi pilihan Allegri saat bertandang ke Giuseppe Meazza.
Di tiga gelandang tengah, dengan masih cederanya Stefano Sturaro dan Claudio Marchisio, hanya Sami Khedira yang akan menjadi pilihan utama di tengah. Tenaga Miralem Pjanic yang disimpan saat menghadapi Sevilla, baru diturunkan menit ke-68, akan menambah kreativitas lini tengah Juventus. Allegri hanya perlu memilih di antara Mario Lemina dan Kwadwo Asamoah untuk menemani Khedira dan Pjanic di lini tengah.
Foto: REUTERS/Giorgio Perottino
|
Sementara itu untuk posisi wing-back, Allegri tampaknya sudah membagi jatah bermain bagi pemain di posisi ini. Patrice Evra yang baru lima menit bermain di Serie A, menjadi pilihan utama di Liga Champions. Karenanya menghadapi Inter, Alex Sandro difavoritkan menghuni sisi kiri Juventus. Sedangkan untuk pos sayap kanan, Stephan Lichtsteiner dipastikan bermain sejak menit pertama setelah Daniel Alves mendapatkan cedera ringan pada laga melawan Sevilla.
Di lini depan, nihil gol dari duet Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain boleh jadi akan membuat Allegri menyiapkan Mario Mandzukic pada laga melawan Inter. Meskipun begitu, kombinasi Dybala-Higuain tampaknya masih dibutuhkan Allegri untuk membongkar lini pertahanan Inter.
Secara keseluruhan, skuat Juventus memang sangat kaya di segala lini. Satu pemain cedera, bisa digantikan dengan pemain lain yang memiliki kemampuan tak jauh berbeda. Para pemain seperti Lemina dan Asamoah pun telah membuktikan diri bisa mengisi kekosongan lini tengah Juventus yang ditinggal Paul Pogba. Tiga kemenangan pun berhasil diraih di tiga laga perdana Serie A.
Menghadapi Inter, rotasi pemain jelas berisiko. Namun dengan disimpannya Pjanic di tengah pekan lalu menjadi indikasi bahwa Juventus tidak akan melewatkan laga ini begitu saja.
Foto: Marco Luzzani/Getty Images
|
Pertarungan di Lini Tengah
Meski kedua kesebelasan dihuni oleh pemain bintang di setiap lini, namun duel paling menarik akan terjadi di lini tengah. Tiga gelandang tengah Inter; Mario, Medel, dan Banega, akan menghadapi tiga gelandang Juventus; Lemina, Pjanic, dan Khedira.
Inter di bawah asuhan De Boer memang berorientasi pada penguasaan bola. Saat ini Inter memiliki rataan persentase penguasaan bola tertinggi dengan 60,8% per laga (via whoscored.com). Penguasaan bola ini tak lepas dari kemampuan lini tengah Inter dalam mengkreasi serangan.
Begitu pula dengan Juve. Meski merotasi pemainnya, penguasaan bola tetap menjadi pola permainan Juve kala menyerang. Saat ini skuat asuhan Allegri tersebut menempati peringkat lima penguasaan bola dengan 56%, di bawah Genoa, AS Roma, dan Napoli.
Yang membedakan adalah kualitas penyelesaian akhir kedua kesebelasan. Inter yang memiliki rataan tembakan 19 kali per pertandingan, baru mencetak tiga gol. Sementara Juventus yang menorehkan rataan 18 kali tembakan per pertandingan, sudah mencetak enam gol.
Pada laga ini Inter nantinya akan berusaha meminimalisasi aliran bola serangan Juve pada dua penyerang mereka, Dybala dan Higuain. Terlebih untuk Dybala, penyerang asal Argentina ini mendapatkan peran bebas atau free role di skema Juve saat ini. Ia kerap turun membantu lini tengah untuk menjadi jembatan antara lini tengah dan depan.
Hal ini yang akan membuat Inter memberikan perhatian khusus pada Dybala, di samping mewaspadai Higuain di kotak penalti. Karena jika aliran bola pada Dybala bisa dihentikan, peluang Juve mencetak gol pun akan menjadi lebih minim. Dybala juga memiliki rataan 3,7 kali menembak per pertandingan, tertinggi kedua setelah Miralem Pjanic (dengan catatan Pjanic baru sekali bermain).
Sementara itu, kubu Juve akan lebih mewaspadai serangan kedua sayap Inter. Alex Sandro dan Lichtsteiner bisa jadi tak akan terlalu agresif dalam menyerang. Apalagi bagi sisi kiri pertahanan, terdapat Antonio Candreva, yang memiliki rataan tembakan 2,7 per pertandingan (terbanyak kedua di Inter) dan rataan tiga umpan kunci per pertandingan (tertinggi kedua di Inter setelah Banega).
|
Prediksi
Meski Inter sedang dalam performa menjanjikan, laga Derby d'Italia kali ini tampaknya tetap akan menyajikan laga yang ketat bagi kedua kesebelasan. Keduanya tak akan terlalu terganggu oleh para pemain yang absen karena para pengganti memiliki kualitas yang sama.
Candreva dan Dybala akan menjadi sosok kunci kedua kesebelasan di samping duel sengit yang akan terjadi di lini tengah. Sementara ketajaman Higuain dan Icardi di lini depan pun akan menjadi tolok ukur sejauh mana produktivitas masing-masing kesebelasan.
Walau begitu tetap saja, meski berstatus sebagai tamu, Juventus kami prediksi akan meraih kemenangan pada Derby d'Italia kali ini, dengan skor tipis.
====
*
(KakakDewa/KD)