Kakakdewa

Selasa, 13 September 2016

Penolakan Atas Qurban Ahok



Pengurus Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, menolak dua ekor sapi pemberian Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sekretaris Masjid Luar Batang Mansur Amin mengatakan, sapi untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriyah tiba kemarin, Minggu (11/9) sore. Namun baru tiba, sapi pemberian Basuki atau akrab disapa Ahok langsung kembali dibawa pulang.


Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak masalah jika pengurus Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, menolak dua ekor sapi pemberian Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebab niat baik tersebut bisa saja dialihkan ke tempat lain.

Djarot mengatakan, pemberian hewan kurban ke Masjid Luar Batang karena dianggap mampu membagikan daging ke warga yang membutuhkan. Sehingga jika terjadi penolakan, maka tidak ada rugi bagi Ahok.

Enggak apa-apa. Kita masing-masing tergantung persepsinya. Ya niatnya adalah masjid itu kan kelompok masyarakat menghimpun hewan kurban dan mendistribusikan kepada mereka yang berhak. Kalau begitu kan mereka tidak bersedia didistribusikan, sehingga bisa kita alihkan ke yang lain, kata Djarot di Gang Arab, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/9).

Mantan Wali Kota Blitar ini mengungkapkan, komunikasi dengan pihak Masjid Luar Batang masih terus dijaga. Alhasil setiap kali dirinya ke sana tidak pernah ada masalah.

Kami selalu komunikasi dengan baik. Tidak ada masalah. Kami selalu komunikasi dengan baik beberapa kali ke sana tidak ada masalah," tutup Djarot.

Sebelumnya, Sekretaris Masjid Luar Batang Mansur Amin mengatakan, Ahok memberikan sumbangan 2 ekor sapi untuk dikurbankan. Namun baru tiba, sapi Ahok langsung kembali dibawa pulang.

Iya, kemarin sore datang dan langsung ditolak. Demi harga diri umat Islam, kami menolak sumbangan sapi tersebut, katanya saat dihubungi, Senin (12/9).

Dia menambahkan, mantan Bupati Belitung Timur itu tidak memenuhi syarat atau ketentuan untuk berkurban. Selama ini Ahok banyak menyakiti atau menzalimi umat, rakyat. Baik berupa kebijakan serta ucapannya, terangnya.

Kakakdewa