Kakakdewa

Rabu, 05 Oktober 2016

Legenda Asal Usul Durian


Dahulu kala hiduplah seorang raja yang bernama Baron Mai. Ia sudah tua dan tidak tampan. Namun, ia memiliki seorang permaisuri yang cantik lagi muda belia. Sayangnya sang ratu tidak mencintai sang raja. Tentu saja sang raja sedih. Maka, Baron Mai berupaya mendapatkan cinta sang permaisuri. Perjalanan ke Gunung Ipu pun dilakukannya untuk mendapat bantuan sang pertapa sakti dari Gunung Ipu. Setelah berhari-hari menempuh perjalanan yang berat, akhirnya raja sampai di Gunung Ipu. Ia lalu menjumpai seorang pertapa disana untuk meminta tolong. Pertolongan pun diberikan oleh sang pertapa dengan syarat, raja harus membawa 12 sendok besar susu kerbau, sebutir telur Tabon hitam, dan setangkai bunga dari pohon tiruan.
Raja mengarahkan seluruh warga kerajaan untuk tugas ini. Dua syarat pertama dapat dipenuhi dengan mudah, namun tidak dengan syarat terakhir. Seluruh warga kerajaan tidak ada yang bisa menemukan pohon tiruan. Rajapun menjadi sangat sedih karenanya, tiba-tiba suatu malam  ditengah kesedihannya, ada seorang peri yang baik hati datang menolong. Dibawanya sang raja terbang keangkasa menuju tempat para peri beristirahat. Sebab menurut peri yang baik hati itu, bunga pohon tiruan merupakan bunga yang dipakai para peri untuk menghias rambutnya. Perjalanan mereka sangat jauh, menuju hutan dimana para peri beristirahat.
Sesampainya disana, peri yang terbang di angkasa segera berubah menjadi burung kecil bersayap panjang. Dia terbang menukik dan mengambil bunga yang indah di rambut seorang peri dan membawanya pada raja. Raja sangat gembira. Ia berhasil mengumpulkan ketiga bahan ramuan tersebut. Keesokan harinya, raja segera pergi ke gua dimana sang pertapa berada. Oleh sang pertapa, raja diberi telur burung Tabon yang telah diberi susu kerbau dan sari bunga pohon tiruan, untuk ditanam di taman istana. Sang pertama menjamin sang permaisuri pasti akan jatuh cinta pada raja jika ia memakan buah yang tumbuh pada pohon itu.
Tapi ada satu hal yang harus diingat raja, bila raja mengadakan pesta besar raja harus mengundang sang pertapa. Raja berdebar-debar, dengan perasaan tidak sabar, segera raja menuju ke istananya. Sesampainya di istana, segera ditanamnya telur itu. Keesokan harinya tumbuhlah sebuah pohon besar di tempat raja kemarin menanam telur tersebut, pohon ajaib itu memiliki buah yang bulat dan besar – besar yang dapat menimbulkan selera.  Raja kemudian memetik satu dan memberikannya pada sang permaisuri. Seketika itu juga sang permaisuri jatuh cinta pada sang raja. Mantra sang pertapa ternyata ampuh.
Raja bahagia sekali, ia pun mengadakan pesta besar bagi sang permaisuri. Seluruh warga kerajaan diundang. Mereka bersuka ria selama tujuh hari tujuh malam. Tetapi dalam kegembiraannya  raja lupa janjinya untuk mengundang sang pertapa. Apa yang terjadi kemudian? Sang pertapa pun marah kepada raja yang tidak tahu terima kasih ini, dia lalu mengutuk buah pohon ajaib yang dimakan sang permaisuri itu. Buah yang tadinya mendatangkan cinta, dikutuk menjadi buah yang berbau busuk dan berduri tajam. Begitulah asal muasal durian. Buah berduri yang berbau tidak sedap, tetapi sangat nikmat rasanya. Siapa pun yang memakannya akan merasakan daging buahnya terasa lembut seperti telur rebus, putih seputih susu, dan terasa manis seperti sari madu.

Kakakdewa