Dahulu kala hiduplah seorang raja yang
bernama Baron Mai. Ia sudah tua dan tidak tampan. Namun, ia memiliki seorang
permaisuri yang cantik lagi muda belia. Sayangnya sang ratu tidak mencintai
sang raja. Tentu saja sang raja sedih. Maka, Baron Mai berupaya mendapatkan
cinta sang permaisuri. Perjalanan ke Gunung Ipu pun dilakukannya untuk mendapat
bantuan sang pertapa sakti dari Gunung Ipu. Setelah berhari-hari menempuh
perjalanan yang berat, akhirnya raja sampai di Gunung Ipu. Ia lalu menjumpai
seorang pertapa disana untuk meminta tolong. Pertolongan pun diberikan oleh
sang pertapa dengan syarat, raja harus membawa 12 sendok besar susu kerbau,
sebutir telur Tabon hitam, dan setangkai bunga dari pohon tiruan.
Raja mengarahkan seluruh warga kerajaan untuk tugas
ini. Dua syarat pertama dapat dipenuhi dengan mudah, namun tidak dengan syarat
terakhir. Seluruh warga kerajaan tidak ada yang bisa menemukan pohon tiruan.
Rajapun menjadi sangat sedih karenanya, tiba-tiba suatu malam ditengah
kesedihannya, ada seorang peri yang baik hati datang menolong. Dibawanya sang
raja terbang keangkasa menuju tempat para peri beristirahat. Sebab menurut peri
yang baik hati itu, bunga pohon tiruan merupakan bunga yang dipakai para peri
untuk menghias rambutnya. Perjalanan mereka sangat jauh, menuju hutan dimana
para peri beristirahat.
Sesampainya disana, peri yang terbang di angkasa
segera berubah menjadi burung kecil bersayap panjang. Dia terbang menukik dan
mengambil bunga yang indah di rambut seorang peri dan membawanya pada raja.
Raja sangat gembira. Ia berhasil mengumpulkan ketiga bahan ramuan tersebut.
Keesokan harinya, raja segera pergi ke gua dimana sang pertapa berada. Oleh
sang pertapa, raja diberi telur burung Tabon yang telah diberi susu kerbau dan
sari bunga pohon tiruan, untuk ditanam di taman istana. Sang pertama menjamin
sang permaisuri pasti akan jatuh cinta pada raja jika ia memakan buah yang
tumbuh pada pohon itu.
Tapi ada satu hal yang harus diingat raja, bila raja
mengadakan pesta besar raja harus mengundang sang pertapa. Raja berdebar-debar,
dengan perasaan tidak sabar, segera raja menuju ke istananya. Sesampainya di
istana, segera ditanamnya telur itu. Keesokan harinya tumbuhlah sebuah pohon
besar di tempat raja kemarin menanam telur tersebut, pohon ajaib itu memiliki
buah yang bulat dan besar – besar yang dapat menimbulkan selera. Raja
kemudian memetik satu dan memberikannya pada sang permaisuri. Seketika itu juga
sang permaisuri jatuh cinta pada sang raja. Mantra sang pertapa ternyata ampuh.
Raja bahagia sekali, ia pun mengadakan pesta besar
bagi sang permaisuri. Seluruh warga kerajaan diundang. Mereka bersuka ria
selama tujuh hari tujuh malam. Tetapi dalam kegembiraannya raja lupa
janjinya untuk mengundang sang pertapa. Apa yang terjadi kemudian? Sang pertapa
pun marah kepada raja yang tidak tahu terima kasih ini, dia lalu mengutuk buah
pohon ajaib yang dimakan sang permaisuri itu. Buah yang tadinya mendatangkan
cinta, dikutuk menjadi buah yang berbau busuk dan berduri tajam. Begitulah asal
muasal durian. Buah berduri yang berbau tidak sedap, tetapi sangat nikmat
rasanya. Siapa pun yang memakannya akan merasakan daging buahnya terasa lembut
seperti telur rebus, putih seputih susu, dan terasa manis seperti sari madu.